Cara mengatur keuangan – Kehilangan pekerjaan memang bukan hal menyenangkan, apalagi karena pemecatan oleh perusahaan.
Tetapi tidak sedikit juga karyawan yang sengaja meninggalkan mengundurkan diri dari pekerjaannya dengan berbagai alasan.
Ironisnya, untuk mencari atau mendapatkan pekerjaan baru bukanlah perkara yang mudah dan belum tentu bisa dilakukan dengan cepat.
Cara Mengatur Keuangan Saat Kehilangan Pekerjaan
Bagi Anda yang kehilangan pekerjaan atau dengan sengaja mengundurkan diri dari perusahaan, pasti akan mengalami masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan baru.
Itu berarti ada masa di mana Anda tidak memiliki pemasukan atau penghasilan tetap.
Jika Anda cepat mendapatkan pekerjaan pengganti mungkin bukanlah masalah besar, namun siapa yang bisa menggaransi bahwa setelah kehilangan pekerjaan Anda bisa langsung mendapatkan pekerjaan baru?
Seandainya Anda tidak kunjung mendapatkan pekerjaan baru, ada baiknya mempertimbangkan beberapa kiat cara mengatur keuangan pada saat tidak berpenghasilan tetap, agar tetap bisa bertahan hingga memperoleh pekerjaan baru.
1. Bagaimana memanfaatkan uang pesangon.
Jika Anda di berhentikan dari perusahaan tempat bekerja bukan karena melakukan kesalahan, biasanya akan mendapatkan pesangon yang besarnya tergantung dari masa kerja dan jabatan terakhir Anda.
Hanya saja, banyak kalangan terkadang “lupa diri” dalam menyikapi pesangon yang mungkin jumlahnya cukup besar.
Uang pesangon yang cukup besar malah dibelanjakan untuk hal yang tidak perlu, misalnya membeli aset dan sebagainya.
Padahal, pesangon merupakan pengganti penghasilan Anda selama tidak bekerja. Misalnya, Anda mendapatkan pesangon dari perusahaan 12 kali gaji, artinya pesangon tersebut harus disimpan untuk menutup biaya hidup Anda minimal selama 12 bulan ke depan.
Itu dengan catatan Anda harus memperoleh pekerjaan baru dalam jangka waktu paling lama 12 bulan kemudian.
Idealnya, pesangon itu diinvestasikan ke dalam berbagai produk keuangan atau di jadikan sebagai modal usaha.
Keuntungan dari investasi dana pesangon atau usaha itulah yang kemudian dipergunakan sebagai sumber “pemasukan baru” dalam membiayai kebutuhan sehari-hari.
Namun, jika masa kerja Anda di perusahaan tidak lama maka, nilai pesangon yang di terima tidak terlalu besar.
Ada baiknya Anda tidak terlalu bertumpu pada dana pesangon semata-mata, sebab penghasilan dari menginvestasikan dana pesangon bisa lebih kecil dibanding nilai penghasilan Anda sebelumnya.
2. Menata kembali aset Anda.
Saat tidak memiliki pendapatan tetap, pertimbangkan untuk memproduktifkan aset yang semula hanya bersifat konsumtif.
Misalnya, jika Anda memiliki beberapa kendaraan dan semata-mata hanya untuk keperluan konsumtif, pertimbangkan untuk dikonversi menjadi aset yang lebih produktif.
Jual sebagian kendaraan Anda dan dananya bisa di investasikan atau dijadikan modal usaha yang perputaran keuangannya cepat.
Perlu diingat, sekalipun kendaraan tersebut tidak dipergunakan, tetap akan mengalami penyusutan nilai dan semakin lama harganya semakin turun.
Begitu juga bila Anda memiliki lebih dari satu rumah, maka rumah yang tidak Anda tempati ada baiknya dikontrakkan atau bahkan dijual untuk kemudian dananya ditempatkan dalam investasi lain.
Namun, penjualan aset tetap seperti itu tentu harus Anda pertimbangkan lebih matang.
Misalnya, jika harga tanah mengalami kenaikan, Anda akan mendapatkan keuntungan dari penjualan tersebut.
Namun, jika harganya tidak cocok dan keuntungan yang di dapat tidak sesuai dengan yang Anda harapkan, jangan dipaksakan.
Menjual rumah bisa menjadi solusi jika kondisi keuangan Anda mengalami pemburukan, sebab rumah juga merupakan alat investasi. Hanya saja sifatnya jangka panjang.
3. Menentukan prioritas.
Saat masih berpenghasilan tetap, penghasilan Anda selayaknya dialokasikan untuk konsumsi, menabung, investasi dan proteksi.
Namun, saat Anda kehilangan pekerjaan, tentu Anda tidak memiliki keleluasaan lagi untuk mengalokasikannya.
Tetapi keempat hal itu bukan berarti harus berhenti. Konsumsi, misalnya, tetap harus dipenuhi.
Yang membedakan adalah penggunaan dana untuk konsumsi primer, sekunder, dan tersier harus diatur kembali.
Jika pesangon Anda memadai, silakan saja memenuhi ketiga jenis konsumsi tersebut.
Namun, bila pesangon terbatas, utamakan konsumsi primer yang dipenuhi, yakni untuk papan, pangan, dan sandang.
Pengertian papan di sini, jika Anda memiliki rumah yang diperoleh dengan cara mencicil, maka itu harus tetap diprioritaskan.
Jangan sekali-kali Anda menunggak pembayaran kredit rumah karena akan memberi dampak yang malah akan membahayakan Anda.
Yang bisa Anda lakukan adalah melakukan restrukturisasi, misalnya memperpanjang masa angsuran dan menghitung ulang kewajiban tiap bulan sehingga menjadi lebih rendah.
Cara semacam ini jauh lebih baik ketimbang Anda menunda atau malah tidak membayar angsuran kredit Anda.
Demikian juga untuk pangan. Jika sebelumnya Anda seringkali makan di berbagai restoran mewah, mungkin ada baiknya dikurangi.
Perilaku dalam konsumsi sandang juga harus di perhatikan. Untuk sementara, ada baiknya Anda tidak memprioritaskan barang-barang bermerek.
Prioritas utama saat tidak berpenghasilan tetap adalah memastikan Anda tetap terproteksi, baik masa kini maupun masa datang.
Artinya, Anda harus melihat kembali asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa yang Anda ikuti.
Saat masih aktif sebagai karyawan tentu Anda mendapatkan fasilitas kesehatan dari perusahaan, namun setelah tidak aktif sebagai karyawan tentu fasilitas itu otomatis menghilang.
Jalan terbaik adalah segera ikuti program asuransi kesehatan dan tetaplah bayar preminya.
4. Bijak dalam menggunakan kartu kredit.
Agar dana tunai Anda cukup tersedia untuk keperluan yang lain, Anda bisa saja menggunakan kartu kredit dalam berbelanja.
Namun, bijaklah dalam penggunaan kartu kredit tersebut jangan melebihi masa grace period.
Umumnya setiap penerbit kartu kredit memberi rentang waktu 40-50 hari bebas bunga.
Anda bisa memanfaatkan masa bebas bunga itu untuk menjaga cash flow keuangan Anda.
Kesimpulannya, kehilangan pekerjaan yang berdampak pada hilangnya penghasilan bukanlah masalah yang besar jika Anda tahu bagaimana cara mengelola keuangan dengan baik.
Yang terpenting bagaimana menyadari bahwa Anda harus segera mencari pekerjaan lain, apakah itu bekerja di perusahaan atau malah berwiraswasta.
Namun, saat Anda tidak berpenghasilan tetap, ada baiknya mengulas kembali pengelolaan keuangan Anda.
Pada banyak kasus, tidak sedikit kalangan yang akhirnya mengalami kesusahan, karena pada satu sisi, mengalami perubahan penghasilan, namun pada sisi lain tidak mau mengubah pola pengeluaran.
Itulah beberapa cara mengatur keuangan yang harus Anda perhatikan saat kehilangan pekerjaan.
Semoga cara mengatur keuangan di atas dapat bermanfaat bagi Anda yang sedang memiliki penghasilan tetap pasca mengundurkan diri atau di berhentikan dari perusahaan.
Buat Anda yang termasuk fresh graduate atau sedang mencari pekerjaan baru, Anda bisa mendapatkan informasi lowongan kerja di halaman Info Loker.
Jika Anda ingin meningkatkan peluang diterima kerja, maka perlu adanya persiapan yang matang.