Profesi

Ketahui Secara Lengkap Tentang Manajemen Konflik dalam Perusahaan

Eling Widiatmoko

Manajemen konflik adalah
Sumber Gambar : amazonaws.com

Manajemen konflik adalah – Konflik merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh setiap perusahaan.

Perselisihan memang rawan terjadi dalam dunia bisnis, namun bukan berarti tidak dapat diatasi, terutama dengan menerapkan manajemen konflik dalam perusahaan sesuai dengan tipe masalah yang dihadapi.

Manajemen konflik sendiri merupakan suatu pendekatan yang dilakukan sebagai cara menyelesaikan pertikaian, dengan metode berkomunikasi dan mendiskusikan masalah dengan para pelaku konflik.

Hal tersebut dilakukan demi kepentingan bersama dalam suatu perusahaan guna mencapai tujuan.

Pengertian Manajemen Konflik Secara Umum

Secara umum manajemen konflik merujuk pada serangkaian aksi dan reaksi tindakan beberapa pelaku konflik maupun pihak ketiga yang dilakukan secara rasional serta seimbang.

Hal tersebut dilakukan dengan tujuan mengendalikan kondisi pertikaian antara beberapa belah pihak yang terlibat dalam konflik.

Sementara dari segi etimologi, konflik berasal dari kata conflict yang berarti suatu perkelahian secara konfrontasi fisik.

Namun, arti tersebut mengalami perkembangan menjadi ambigu dan digunakan pada berbagai oposisi menyesuaikan dengan kepentingan penggunaan.

Dari sudut pandang demokrasi, manajemen konflik adalah perihal bagaimana menangani masalah secara konstruktif, mengarahkan pihak yang bertikai dalam proses kooperatif, dan merancang sistem kooperatif guna mengelola perbedaan melalui cara-cara yang konstruktif.

Definisi Manajemen Konflik Menurut Ahli

motivasi kerja di perusahaan
Sumber Gambar : mamikos.com

Howard Ross (1993)

Menurut Ross, manajemen konflik diartikan sebagai cara-cara yang diambil oleh pelaku atau pihak ketiga dengan tujuan mengarahkan perselisihan pada arah hasil tertentu.

Baik itu menghasilkan akhir penyelesaian konflik, atau tidak menghasilkan ketenangan sama sekali.

Minner (1980 : 220)

Manajemen konflik dalam perusahaan merupakan sebuah proses rasional yang bersifat iteratif. Hal tersebut dikarenakan proses terjadi berkelanjutan, dan kemudian mengalami penyempurnaan hingga akhirnya tercapailah model yang representatif serta ideal.

Model-model Manajemen Konflik

manajemen konflik perusahaan
Sumber Gambar : www.jojonomic.com

Setiap perusahaan sudah tentu memiliki konfliknya masing-masing dalam bisnis yang dijalankan.

Oleh sebab itu, cara penanganan yang harus diambil juga pasti berbeda. Di samping persiapan strategi tepat dalam mengatasi konflik, dibutuhkan juga solusi tepat dalam menangani konflik.

Berikut di bawah ini adalah model pengelolaan konflik menurut Rahim:

1. Integrating (Integrasi)

Pendekatan konflik ini melibatkan beberapa unsur, seperti keterbukaan, mencari alternatif bersama, pertukaran informasi, serta memeriksa perbedaaan.

Hal tersebut guna menyelesaikan masalah menggunakan cara-cara yang bisa diterima kedua belah pihak yang berseteru.

2. Obliging (Menuruti)

Pada model obliging, erat hubungannya dengan usaha meminimalisir adanya perbedaan, sekaligus mendorong kesamaan hasil guna memberikan kepuasan pada semua pihak.

3. Dominating (Mendominasi)

Usaha memenangkan tujuan dengan cara melakukan upaya sekuat tenaga guna mencapai goals perusahaan.

Namun, akibatnya adalah hal ini justru seringkali mengabaikan kebutuhan serta tujuan pihak lain.

4. Avoiding (Menghindari)

Menyelesaikan masalah dengan model avoiding adalah tindakan cenderung menarik diri dari kondisi yang terlanjur terjadi. Menghindari konflik memang terkesan sebagai perilaku acuh.

5. Compromising (Kompromi)

Model ini berkaitan dengan pendekatan dan pertukaran give and take atau memberi dan menerima.

Kondisi ini adalah dimana kedua belah pihak berkorban secara suka rela dalam mengambil keputusan demi kebaikan bersama.

Fungsi Manajemen Konflik

manajemen konflik
Sumber Gambar : daya.id

Manajemen konflik dalam perusahaan memiliki beberapa fungsi penting dalam keberlangsungan suatu usaha.

Selain mengetahui metode pengelolaan konflik dan solusi penyelesaiannya, sebaiknya Anda juga memahami fungsi dari manajemen konflik dalam dunia bisnis.

Di bawah ini adalah beberapa fungsi manajemen konflik:

1. Mengembangkan Skill Pegawai

Keberadaan manajemen konflik dapat mengasah kemampuan pegawai supaya bisa berpikir lebih kreatif, logis, dan rasional.

Karena pegawai juga dituntut untuk ikut memikirkan mengenai bagaimana cara menyelesaikan permasalahan yang tengah terjadi.

2. Melatih Kemampuan Menyelesaikan Masalah

Dalam suatu perusahaan, pasti akan terus terjadi konflik. Namun, justru konflik tersebutlah yang berperan penting dalam memajukan perusahaan.

Apabila perusahaan telah terbiasa memecahkan masalah, maka akan memiliki akar lebih kuat dan dapat bertahan.

3. Meningkatkan Kinerja Pegawai

Menyampaikan pendapat merupakan media sangat tepat bagi pegawai, karena dapat mengasah kreatifitas dan kemampuan mencari solusi cerdas saat perusahaan dilanda konflik.

Hal ini juga bisa dijadikan ajang menilai kinerja dan keaktifan pegawai oleh pihak atasan.

4. Meningkatkan Rasa Saling Menghormati

Dalam mengatasi konflik, setiap pihak pasti memiliki gagasannya masing-masing. Perbedaan pendapat tersebut rawan mengundang perpecahan jika tidak disikapi dengan baik.

Oleh sebab itu, pihak-pihak yang berdiskusi dituntut bisa bersikap dewasa, dan memiliki toleransi.

Tujuan Manajemen Konflik

  1. Membangun rasa toleransi, saling menghormati, dan keberagaman antara sesama anggota organisasi.
  2. Mencegah serta meminimalisir terjadinya perpecahan internal dalam suatu perusahaan. Jadi, setiap pihak bisa fokus mengerjakan visi dan misi organisasi.
  3. Mengalami konflik secara langsung dapat meningkatkan kreativitas setiap individu dalam organisasi.

Strategi Manajemen Konflik dalam Perusahaan

memahami kepribadian karyawan
Sumber Gambar : wavetronenterprise.com

Untuk bisa menyelesaikan suatu konflik, maka dibutuhkan strategi dan analisis yang tepat mulai dari penyebab terjadinya konflik.

Dengan begitu, maka Anda tidak salah langkah saat diharuskan mengambil sebuah keputusan final yang dapat merugikan perusahaan.

Di bawah ini adalah strategi penyelesaian konflik yang bisa dijadikan referensi:

1. Pengenalan

Mencari tahu akar masalah yang menjadi penyebab terjadinya suatu konflik.

2. Diagnosa

Setelah mendapat informasi cukup mengenai penyebab konflik, selanjutnya adalah mendiagnosis permasalahan yang terjadi, dan mulai memikirkan solusi tepat mengatasinya.

3. Kesepakatan Solusi

Apabila beberapa pihak telah mengemukakan solusinya masing-masing, lalu selenggarakan sebuah diskusi untuk memutuskan solusi yang tidak akan merugikan kedua belah pihak.

4. Pelaksanaan

Solusi yang sudah disepakati kemudian dilaksanakan bersama. Pihak-pihak yang terlibat dan setuju akan ikut melaksanakan solusi tersebut untuk mendapatkan hasil hasil terbaik.

5. Evaluasi

Setelah solusi bersama diimplementasikan, maka harus dilakukan evaluasi lagi agar dapat menghindari konflik-konflik serupa di masa yang akan datang.

Metode Penyelesaian Masalah dalam Manajemen Konflik

tugas management trainee
Sumber Gambar : http://pmte.id/

Dalam menyelesaikan konflik, ada beberapa teknik atau metode yang bisa dijadikan sebagai opsi rujukan bagi pihak-pihak terlibat, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Persuasi

Upaya untuk mengubah posisi pihak lain dengan cara menunjukkan hal-hal terkait kerugian yang diprediksi akan timbul, diikuti berbagai bukti faktual serta gagasan yang mendukung.

2. Penarikan Diri

Meminta salah satu maupun kedua belah pihak untuk menarik diri dari hubungan bisnis.

Teknik ini sangat efektif jika di dalam perannya, kedua belah pihak memang tidak berinteraksi secara aktif dan tidak saling berketergantungan.

3. Rujuk

Usaha pendekatan untuk bekerjasama serta menjalin hubungan lebih baik yang dilakukan demi kepentingan bersama.

4. Pemecahan Masalah Terpadu

Menyelesaikan konflik dengan mengkombinasikan kebutuhan dari kedua pihak, bisa dalam bentuk bertukar informasi, kebutuhan, perasaan, dan fakta secara transparan.

5. Pemaksaan

Menekan pihak lain supaya mundur atau menyerah. Cara ini akan sangat efektif jika salah satu pihak memang memiliki wewenang formal atas yang lain.

6. Tawar Menawar

Mencari solusi yang bisa diterima oleh pihak-pihak terlibat konflik dengan saling menyepakati konsekuensi kedepannya.

7. Intervensi Pihak Ketiga

Jika pihak-pihak yang bertikai tidak bersedia berdiskusi atau upaya yang telah dilakukan menemukan jalan buntu, maka bisa melibatkan pihak ketiga untuk menyelesaikan konflik.

Manajemen konflik dalam perusahaan bukan hanya bertujuan untuk mencari solusi atas masalah yang terjadi dalam organisasi saja.

Namun, juga mencegah terjadinya situasi yang mengandung nilai destruktif, dimana akhirnya malah akan merugikan pihak-pihak yang bertikai.

Semoga informasi di atas bermanfaat dan berguna buat Anda dan jangan lupa baca pula beragam informasi menarik lainnya seputar dunia kerja, hanya di Seputarkarir.com.

Baca Juga

Tinggalkan komentar