Seni Kepemimpin Yang Efektif Dalam Membangun Perusahaan

employee engagement adalah
Kepemimpinan yang Efektif
kepemimpinan yang efektif – Sumber Gambar : dokodemo-kerja.com

Menjadi pemimpin di sebuah perusahaan atau bahkan hanya kelompok kecil sangat berkaitan dengan proses terwujudnya kepemimpinan yang efektif.

Kepemimpinan yang efektif adalah kemampuan pemimpin dalam memotivasi bawahannya agar memiliki semangat bekerja dan berorientasi terhadap tujuan yang sudah di tentukan.

Ya, sekecil apa pun kelompok yang kita pimpin, sebagai pemimpin memang tidak mudah mewujudkan kepemimpinan yang efektif.

Apalagi jika kita membawahi sebuah kelompok besar misalnya puluhan karyawan pada suatu perusahaan.

Setiap pemimpin harus dapat membimbing bawahannya, agar mereka menjadi lebih memiliki motivasi kerja, terampil dan mampu melaksanakan tugas dengan baik.

Menjadi Pembina atau Instruktur yang Baik.

Manajer harus dapat menjadi seorang pembina atau instruktur yang baik. Oleh karena prinsip-prinsip pembinaan tim wajib diketahui, misalnya manajer ingin memberikan tugas kepada bawahannya, maka manajer harus mampu membimbing dan mengajari mereka tentang langkah-langkah kerja yang harus dilakukan serta hal-hal pokok yang perlu mendapat perhatian khusus pada produk atau pekerjaan yang akan dikerjakan.

Demikian juga bila melihat seorang bawahan yang termenung kurang gairah kerja atau seorang bawahan yang bersikap acuh tak acuh terhadap manajer dan pekerjaannya, maka manajer wajib menumbuhkan semangat dan gairah kerjanya kembali. Pekerjaan ini disebut “memotivasi tim”.

Kepemimpinan yang efektif ditambah dengan dukungan dari bawahan atau partner kerja yang selalu termotivasi untuk maju tentunya akan memberikan dampak positif pada ruang lingkup internal maupun eksternal.

Nah, untuk mewujudkan kepemimpinan yang efektif ada beberapa unsur yang wajib dipahami seorang pemimpin agar kepemimpinan tersebut dapat segera terwujud.

1. Karakteristik Pekerja

account executive adalah
Sumber Gambar : www.jojonomic.com

Kecakapan dan pengetahuan yang dibawa oleh pekerja ke perusahaan, sering tidak menjamin bahwa ia akan bekerja dengan baik, efektif dan produktif.

Mungkin pemimpin masih perlu memberikan bimbingan atau dorongan kerja yang lebih banyak lagi, agar timbul kesediaannya untuk menjalani pekerjaan dengan tekun, rajin dan tidak bermalas-malasan, dan membuang-buang waktu dengan percuma.

Setiap pekerja mempunyai sifat, sikap dan tingkah laku yang berbeda-beda dan ini dipertemukan dalam organisasi perusahaan, dalam suasana kerja sama.

Itu harus dipadu dan dijadikan suatu kekuatan kerja yang ampuh dan tangguh, berjalan searah, seirama menuju tercapainya tujuan kelompok kerja.

Mereka berbeda-beda pemikiran dan pendapat. Tidak ada manusia yang sama, itulah landasannya.

Bila di kelompok Anda ada karyawan 30 orang, maka ada 30 pendapat dan pemikiran yang harus dipadukan menjadi satu.

Harus dapat ditemukan persamaan mereka. Sudahkah Anda temukan itu? Jika belum, kami ingin menunjukkannya.

Manajer telah berbuat baik dan ramah terhadap bawahan, tetapi mereka masih malas bekerja.

Salah satu sebabnya, karena belum menemukan obatnya itu tadi. Namun demikian, obat tidak semuanya menjamin kesembuhan, bilamana perawatannya tidak diperhatikan.

Oleh karena itu, setelah diberikan obat rawatlah ia dengan baik, maka ia akan segera sembuh.

2. Harapan Pekerja

sales representative
Sumber Gambar : careers.paasban.org

Telah disebutkan bahwa setiap orang berbeda pemikiran, sikap dan tingkah laku, daya kerja dan keterampilannya.

Tetapi di balik semua itu, ada satu persamaan di antara mereka bila dilihat dari segi “harapannya”.

Harapan ini tidaklah berbeda di antara mereka, termasuk kita sebagai pemimpin. Kita ingin merasakannya, orang lain pun demikian juga.

Harapan itu berkisar pada kebutuhan-kebutuhan pokok, keamanan dan kesehatan, penghargaan, saling mencintai dan keberhasilan atau sukses.

Kebutuhan-kebutuhan, kiranya sudah menjadi kodrat manusiawi. Dengan berpedoman kepada kebutuhan itu, dapat memberikan dorongan-dorongan (motivasi) kepada bawahan, sehingga timbul kesadaran dan keinginan kerja yang lebih efektif dan produktif.

2. Keinginan Pekerja

Karakter karyawan bertipe betha
Sumber Gambar : generali.co.id

Sedangkan keinginan pekerja, berdasarkan motivasi. Motivasi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang pimpinan untuk mempengaruhi sifat, tingkah laku dan keinginan dari para bawahan agar timbul suatu kesediaan kerja dalam dirinya.

Secara bersama-sama melakukan kegiatan usaha untuk mencapai tujuan kelompok serta setiap pekerja merasa senang dan puas dalam melaksanakan tugas. Motivasi tidak bisa terlepas dari inisiatif dan kemampuan kerja.

Dilihat dari sifat pekerja terhadap pekerjaan, menurut Mc Gregor ada dua, terkenal dengan teori X dan Y. Teori ini menyatakan sebagai berikut.

Teori X:

memandang, bahwa manusia itu pada dasarnya insan yang malas dan tidak bisa dipercaya, sehingga diperlukan organisasi dan kepemimpinan berdasarkan kuasa yang dipaksakan.

Teori Y:

memandang, bahwa manusia itu dapat mengendalikan diri sendiri dan adalah kreatif dalam pekerjaannya, asal saja dia dimotivasi dengan tepat.

Sekarang orang berpendapat, bahwa manusia secara psikologis mampu untuk turut dalam kegiatan kerja sama dan dalam kondisi tertentu bisa memotivasi dan mengendalikan diri sendiri.

Persoalannya, Tergantung kepada pimpinan dalam menciptakan suasana yang sesuai dengan situasi setiap orang pekerja.

Sedangkan keinginan pekerja, berdasarkan penyelidikan, menunjukkan bahwa pekerja itu mempunyai keinginan-keinginan pokok tertentu.

Keinginan-keinginan inilah yang mendorong mereka untuk mau bekerja sama dan sebagai cambuk atau alasan baginya untuk melaksanakan pekerjaan dengan tekun dan baik.

Setiap orang berbeda keinginan dalam tingkatannya, walaupun begitu, keinginan tersebut meliputi:

Penghargaan

cara negosiasi gaji
Sumber Gambar : www.francecompetences.fr

Mereka ingin dihargai oleh keluarga, teman-teman sekerja dan atasannya. Ingin bahwa apa yang dikerjakan mendapat penghargaan dari atasannya.

la merasa pantas untuk menerima penghargaan atas-hasil yang ditunjukkannya, apalagi ia merasakan bahwa hasil kerjanya itu baik.

la ingin diberikan kesempatan untuk menyatakan pendapatnya dan mendapat sambutan dari atasan. la ingin mendapat penghasilan atas jerih payah yang dicurahkannya secara wajar.

Kesempatan

Ingin ada kesempatan-kesempatan lain, di samping kemajuan yang dicapainya di dalam kelompok ingin memperbaiki posisi atau kedudukannya menjadi lebih baik. la ingin diberikan kesempatan untuk:

  • Melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
  • Berkembang lebih lanjut dalam pekerjaan dan jabatan.
  • Menggunakan kecakapan dengan sebaik-baiknya.

Jaminan

Pada umumnya pekerja ingin mendapatkan suatu jaminan dari perusahaan tentang dirinya dan keluarganya, baik mengenai kesehatan, keselamatan, uang, kepercayaan dan jaminan tentang masa depannya.

Pengakuan

apa itu employee engagement
Sumber Gambar : imageio.forbes.com

Mereka ingin diterima dengan baik oleh atasan dan teman-teman kerja. Mereka ingin dapat bergabung atau berkumpul bersama-sama. Ingin mendapatkan perhatian dan kedudukan atau posisi yang pasti.

Memang, setiap pekerja akan dapat mempertimbangkan, memperkirakan dan menilai hasil kerja serta dapat menghitung berapa sepatutnya ia dibayar.

Dengan hasil kerja yang ditunjukkannya, ia mengharapkan dari atasannya dan dari perusahaan tempat ia bekerja.

Bilamana semua ini tidak di dapat, boleh jadi ia menjadi malas bekerja, tidak mau berinisiatif dan bersikap acuh tak acuh.

Dari contoh tersebut, semakin jelaslah bahwa pekerja dapat bekerja dengan efektif dan produktif tidak semata-mata karena pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki saja.

Lebih dari pada itu, kepandaian setiap orang pimpinan untuk memotivasi bawahan, juga sangat menentukan tingkat efektivitas dan produktivitas kerja bawahan.

Saling memahami

Kepemimpinan yang Efektif
Sumber Gambar : www.thehrdigest.com

Pimpinan harus banyak menguasai pengetahuan tentang kemanusiaan. Motivasi merupakan pendekatan secara psikologis.

Dengan pendekatan tersebut, pekerja dipengaruhi, diarahkan, diberi pengharapan, penghargaan dan lain sebagainya, sehingga bawahan menjadi sadar akan tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai pekerja pelaksana.

Telah disebutkan, tidak ada individu (orang) yang sama. Ini menunjukkan bahwa tiap bawahan berbeda satu sama lainnya.

Mereka mempunyai ide yang berlainan. Anda tidak dapat membedakan antara yang satu dengan yang lain. Mungkin semuanya kurang baik menurut pandangan kita atau mungkin juga sebagian saja yang baik.

Kemudian, terhadap yang baik menurut pandangan kita tersebut, diberikan suatu penghasilan tambahan, yang lainnya tidak.

Dengan cara demikian kita beranggapan, bawahan akan bertambah giat bekerja. Secara perorangan itu betul, tetapi sebagai pimpinan juga bertugas untuk memelihara iklim kerja yang harmonis, kompak dan secara bersama-sama giat melaksanakan pekerjaan.

Bayangkan kini, satu di antara tiap-tiap 10 orang bawahan dipilih sebagai orang yang terajin, mempunyai disiplin kerja yang loyal terhadap perusahaan.

Kepadanya diberikan, tunjangan pendapatan tambahan. Anda berpikir dengan cara itu 9 orang lainnya akan berbuat lebih baik dan mengikuti perbuatan orang yang diberi pendapatan tambahan tersebut.

Tidak jarang pula Anda menjadi pengeluh atas hasilnya, sebab ternyata 9 orang lainnya tidak melakukan seperti apa yang diharapkan, justru mereka bertambah malas bekerja.

3. Pentingnya Mengenali Bawahan

Kepemimpinan yang Efektif
Sumber Gambar : amazonaws.com

Berarti dengan cara yang jalankan itu, satu orang bertambah tinggi prestasi kerjanya, tetapi 9 orang bertambah malas.

Efektifkah tindakan itu? Berhasilkah cara yang ditempuh itu? Semua orang akan mengatakan tidak.

Oleh karena itu, akan lebih tepat bilamana kita segera dan lebih sering memberikan penghargaan dengan moril kepada setiap orang yang berprestasi dalam menjalankan tugasnya.

“Saya senang sekali atas hasil kerja saudara!” Suatu kata-kata yang mudah diucapkan dan tidak perlu menambah biaya, tetapi hasilnya akan efektif.

Bawahan merasa puas, ia merasa bahwa atasannya menghargai prestasi atau hasil kerjanya.

Anda telah meninggalkan suatu kesan yang amat berharga pada dirinya, Anda telah membuat ia bahagia dan ini akan dikenangnya seumur hidupnya.

la akan mencatat dalam sejarah hidupnya, bahwa ia pernah mendapat penghargaan dari seorang atasannya. Penghargaan dari seorang atasan kepada bawahan dirasakan tinggi nilainya.

Kesimpulan

Dari uraian tersebut di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa setiap orang ingin dipenuhi kebutuhan pokoknya.

Setiap orang ingin selamat dan bahagia dalam menjalankan tugasnya. Setiap orang ingin bergaul, ingin dicintai dan ingin sukses.

Hal yang logis, bilamana bawahan menjadi malas bekerja, dikarenakan hasil yang diperoleh tidak mencukupi, paling tidak kebutuhan pokoknya.

Tidak juga aneh, bilamana bawahan merasa enggan bekerja, sebab tidak ada jaminan keselamatan dan kesehatan yang diberikan terhadap dirinya.

Bawahan menjadi malas dan bersikap acuh tak acuh, karena perlakuan yang kurang wajar dari atasannya.

la menjadi tidak berinisiatif dan lesu, karena tidak pernah ada penghargaan yang diberikan kepadanya.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai seni kepemimpinan yang efektif.

Semoga informasi di atas dapat bermanfaat dan berguna bagi Anda para atasan atau pimpinan di perusahaan agar lebih bijaksana dalam mengelola team.

Buat Anda yang termasuk fresh graduate atau sedang mencari pekerjaan baru, Anda bisa mendapatkan informasi lowongan kerja di halaman Info Loker.

Jika Anda ingin meningkatkan peluang diterima kerja, maka perlu adanya persiapan yang matang.

Agar lebih percaya diri saat menjalani tes masuk kerja Anda bisa membaca di halaman Profersi dan Tips Karir.
Jangan lupa baca pula beragam informasi menarik lainnya seputar dunia kerja, hanya di Seputarkarir.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *